Medan, MK
Gereja HKBP Resort Medan IV Sei Agul melaksanakan Pesta Puncak Tahun Keluarga
dengan sukses terlebih lagi cuaca sangat bersahabat hal ini disampaikan Ketua
Panitia Pesta Panitia diketuai AKBP Dr Maruli Siahaan SH MH, dibantu Ketua I
Drs Irwanto Tampubolon MPd, Ketua II St Ir B Ambarita, Ketua III Ir Dj
Hutabarat, Sekum CH Siregar SE, Sekretaris I Cst R Silalahi, Sekretaris II HC
Simanjuntak MTh, Bendahara Umum, Bendahara St L Nababan, dan MC Pasaribu di Jln Gereja Sei Agul Medan Minggu, (14/8)
Dr Maruli Siahaan sebagai Ketua Umum mengajak jemaat untuk terus bersyukur ,
beriman, dan beribadah kepada Tuhan, dapat melaksanakan Pesta Tahun keluarga
HKBP serta program-programnya HKBP Sei Agul Jalan Gereja Kecamatan Medan
Barat bagaimana masa depan HKBP 30 tahun
mendatang? Masa depan HKBP, khususnya HKBP Sei tergantung bagaimana orang tua para jemaat
HKBP saat ini dalam membimbing keluarganya. Karena sudah sangat banyak tantangan
yang menghambat, terlebih menghambat rohani agar tidak bertumbuh. Tingkat
kejahatan sudah sangat tinggi, manusia tidak lagi berperang dengan manusia
seperti masa peperangan dahulu, tapi berperang dengan narkoba. Anak-anak zaman
sekrang banyak diajarkan oleh teknologi seperti IT. Semua teknologi itu bagus,
tapi kalau disalahgunakan bisa merusak anak-anak, untuk itu orangtua harus
fokus membina rumah tangganya agar anak-anak tetap dalam didikan. Pada tahun
keluarga ini HKBP ini dituntut supaya orangtua sabar dalam mendidik anak,
sebagai kepala rumah tangga jangan takut menasehati anak. Mari kita sama-sama
membangkitkan tahun keluarga ini, tidak hanya kaum bapa, tapi kaum ibu juga
ikut menopang. Satu keluarga ayah, ibu dan anak, bisa juga orangtua, anak,
menantu dan cucu-cucu, marilah kita bersama-sama beribadah di gereja,tutur Maruli.
Maruli Siahaan menuturkan, dalam tahun keluarga ini perlu
dibangun fisik dan iman. Bangunan fisik gereja dibangun dengan baik agar nyaman
untuk beribadah, terutama izin dan alas hak harus diurus. Iman dan rohani perlu
dikuatkan, karena sekarang banyak suami istri dan anak-anak sangat jauh dari
keluarga karena mementingkan kesibukan masing- masing. Banyaknya perkawinan
yang tidak langgeng, apakah itu karena faktor ekonomi maupun dikarenakan
ketidakharmonisan rumah tangga.
Para orangtua, marilah kita awasi anak-anak, pimpin
anak-anak berdoa dan membaca Alkitab setiap hari, tetaplah berkomunikasi kepada
anak walaupun mereka berada di tempat yang jauh. Semoga di tahun keluarga ini
kita makin bertumbuhlah iman keluarga warga HKBP, marilah kita suskeskan, satu
keluarga datang beribadah ke gereja, paparnya.
Ketua I Drs Irwanto Tampubolon menerangkan program tahun keluarga di HKBP Sei
Agul ada ibadah minggu keluarga dan ibadah subuh. Dia juga menjelaskan Pesta
Puncak di Distrik X Medan Aceh
berlangsung Juli dan pesta secara nasional Augustus.
Diselingi lelang nyanyian DR Poltak Sihombing, DJ Hutabarat, Para Pendeta dan hiburan juga Lucky Draw kata sambutan
mewakili Jemaat, Parhalado, Tamu/ Undangan, Pemeritah dan bimbingan Pastoral
dari Distrik X Medan Aceh diadakan juga makan bersama, memberikan cendera mata
kepada tamu/undangan lalu acara tortor, Panitia Parhalado, Sekolah Mnggu,
Remaja Naposo, Penatua yang sudah pensiun, pemberian ulos kepada jemaat dan Doa
penutup.
Sebelumnya
dalam ibadah Pesta Tahun Keluarga HKBP Sei Agul melantunkan lagu
pujian, Koor Sekolah Minggu, Remaja NHKBP, Koor Gabungan Ama, Koor
Gabungan Ina, Koor Lansia HKBP Sei Agul, Koor Tamu Undangan.
Sementara Pdt Nelson Siregar menyampaikan Khotbah dari Injil Lukas 12:49-56 peran kaum bapak di dalam keluarga, tidak sekadar tulang punggung
secara ekonomi semata. Namun, yang lebih vital adalah menjadi teladan
dan motor dalam membangun karakter, akhlak dan kepribadian yang
berintegritas para anggota keluarga yang lain. Menurutnya, kesibukan
kaum bapak, tidak menjadi pembenaran untuk melalaikan tugas utama
mendidik anggota keluarga.
Itu sebabnya, tema sentral HKBP yang menetapkan tahun 2016 ini sebagai tahun keluarga, secara khusus
menitik-beratkan pada tugas-tugas kaum bapak secara menyeluruh dalam
membina keluarganya.
"Jadi, peran kaum bapak itu totalitas. Tidak cukup diserahkan hanya
kepada kaum ibu untuk mendidik anak di rumah. Tapi, kaum bapak adalah
tokoh sentral utama untuk membangun karakter keluarga. Karakter keluarga
yang terbangun akan menjadi faktor pembentuk karakter masyarakat,
gereja harus berperan merubah pola pikir selama ini dari hanya
sekedar memikirkan apa yang dilakukan dalam pembangunan phisik dan
diakonia dipahami hanya sekedar peleyanan pusat, dan di tingkat jemaat
hanya urusan sosial belas kasih seperti menjeguk orang yang sakit dan
membantu orang yang kemalangan seperti mengadakan pastoral bagi keluarga
orang meninggal baik anak atau orangtuanya.
Lebih dari itu, gereja juga perlu dipusatkan pada perhatian upaya dan
mendoakan kesejahteraan jemaat, masyarakat, keluarga dan bangsa. Tugas gereja
tidak hanya untuk dirinya yaitu kesejahteraan gereja, melainkan secara
inklusif, missioner dan diakonis membutuhkan pelayanan yang
mensejahterakan masyarakat dan bangsa karena adanya keluarga dalam gereja berada. Dengan
demikian masing-masing jemaat perlu memikirkan program apa yang dapat
dilakukan mengubah nasib orang miskin, orang yang papah, orang yang
bodoh, baik yang ada baik di jemaat lokal sendiri, maupun bagi
masyarakat sendiri.
Pola ini sebenarnya bukan barang baru, sebab gereja di era missioner
sudah membuktikan bahwa dalam keluarga butuh gereja harus mampu
dalam pengembangan ekonomi jemaat serta bersahabat bagi masyarakat
secara konstekstual. Ide semacam itu perlu dikaji ulang, tentu sesuai
dengan kebutuhan konteks sosial Karena gereja itu berada. Sehingga perlu
dipikirkan dan didiskusikan jenis kegiatan apa yang secara monumental
dapat diupayakan sehingga cita cita untuk sejahtera jemaat sejahtera
gereja, sejahtra masyarakat sejahtera gereja, sejahtera masyarakat
sejahtera bangsa, sejahtera bangsaku sejahtera gerejaku dapat dirasakan
bersama, tutur Nelson yang juga seorang pendeta visioner dan selalu membuahkan ide
ide yang menarik sepanjang hidupnya untuk mensejahterakan jemaat
melalui pendampingan dan pemberdayaan dalam setiap sisi kehidupan umat
kepunyaan Tuhan yang dipercayakan kepadanya. (William Hutabarat/Salomo Simorangkir)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar