Minggu, 14 Agustus 2016

Pesta Tahun Keluarga HKBP Sei Agul Sukses dan Kondusif AKBP DR Maruli Siahaan SH MH : Teruslah Bersyukur, Beriman, dan Beribadah kepada Tuhan


Pdt Nelson Siregar STh:Kaum Bapak Tokoh Sentral Utama Membangun Karakter Keluarga



Medan, MK
Gereja HKBP Resort Medan IV Sei Agul melaksanakan Pesta Puncak Tahun Keluarga dengan sukses terlebih lagi cuaca sangat bersahabat hal ini disampaikan Ketua Panitia Pesta Panitia diketuai AKBP Dr Maruli Siahaan SH MH, dibantu Ketua I Drs Irwanto Tampubolon MPd, Ketua II St Ir B Ambarita, Ketua III Ir Dj Hutabarat, Sekum CH Siregar SE, Sekretaris I Cst R Silalahi, Sekretaris II HC Simanjuntak MTh, Bendahara Umum, Bendahara St L Nababan,  dan MC Pasaribu di Jln Gereja  Sei Agul Medan Minggu, (14/8)
Dr Maruli Siahaan sebagai Ketua Umum  mengajak jemaat untuk terus bersyukur , beriman, dan beribadah kepada Tuhan, dapat melaksanakan Pesta Tahun keluarga HKBP serta program-programnya   HKBP Sei Agul Jalan Gereja Kecamatan Medan Barat  bagaimana masa depan HKBP 30 tahun mendatang? Masa depan HKBP, khususnya HKBP Sei  tergantung bagaimana orang tua para jemaat HKBP saat ini dalam membimbing keluarganya. Karena sudah sangat banyak tantangan yang menghambat, terlebih menghambat rohani agar tidak bertumbuh. Tingkat kejahatan sudah sangat tinggi, manusia tidak lagi berperang dengan manusia seperti masa peperangan dahulu, tapi berperang dengan narkoba. Anak-anak zaman sekrang banyak diajarkan oleh teknologi seperti IT. Semua teknologi itu bagus, tapi kalau disalahgunakan bisa merusak anak-anak, untuk itu orangtua harus fokus membina rumah tangganya agar anak-anak tetap dalam didikan. Pada tahun keluarga ini HKBP ini dituntut supaya orangtua sabar dalam mendidik anak, sebagai kepala rumah tangga jangan takut menasehati anak. Mari kita sama-sama membangkitkan tahun keluarga ini, tidak hanya kaum bapa, tapi kaum ibu juga ikut menopang. Satu keluarga ayah, ibu dan anak, bisa juga orangtua, anak, menantu dan cucu-cucu, marilah kita bersama-sama beribadah di gereja,tutur Maruli.
Maruli Siahaan menuturkan, dalam tahun keluarga ini perlu dibangun fisik dan iman. Bangunan fisik gereja dibangun dengan baik agar nyaman untuk beribadah, terutama izin dan alas hak harus diurus. Iman dan rohani perlu dikuatkan, karena sekarang banyak suami istri dan anak-anak sangat jauh dari keluarga karena mementingkan kesibukan masing- masing. Banyaknya perkawinan yang tidak langgeng, apakah itu karena faktor ekonomi maupun dikarenakan ketidakharmonisan rumah tangga.
Para orangtua, marilah kita awasi anak-anak, pimpin anak-anak berdoa dan membaca Alkitab setiap hari, tetaplah berkomunikasi kepada anak walaupun mereka berada di tempat yang jauh. Semoga di tahun keluarga ini kita makin bertumbuhlah iman keluarga warga HKBP, marilah kita suskeskan, satu keluarga datang beribadah ke gereja, paparnya. Ketua I Drs Irwanto Tampubolon menerangkan program tahun keluarga di HKBP Sei Agul ada ibadah minggu keluarga dan ibadah subuh. Dia juga menjelaskan Pesta Puncak di Distrik X Medan  Aceh berlangsung Juli dan pesta secara nasional Augustus.
Diselingi lelang nyanyian DR Poltak Sihombing, DJ Hutabarat, Para Pendeta dan hiburan juga Lucky Draw kata sambutan mewakili Jemaat, Parhalado, Tamu/ Undangan, Pemeritah dan bimbingan Pastoral dari Distrik X Medan Aceh diadakan juga makan bersama, memberikan cendera mata kepada tamu/undangan lalu acara tortor, Panitia Parhalado, Sekolah Mnggu, Remaja Naposo, Penatua yang sudah pensiun, pemberian ulos kepada jemaat dan Doa penutup.
Sebelumnya dalam ibadah Pesta Tahun Keluarga HKBP Sei Agul melantunkan lagu pujian, Koor Sekolah Minggu, Remaja NHKBP, Koor Gabungan Ama, Koor Gabungan Ina, Koor Lansia   HKBP Sei Agul, Koor Tamu Undangan.
Sementara Pdt Nelson Siregar menyampaikan Khotbah dari Injil Lukas 12:49-56  peran kaum bapak di dalam keluarga, tidak sekadar tulang punggung secara ekonomi semata. Namun, yang lebih vital adalah menjadi teladan dan motor dalam membangun karakter, akhlak dan kepribadian yang berintegritas para anggota keluarga yang lain. Menurutnya, kesibukan kaum bapak, tidak menjadi pembenaran untuk melalaikan tugas utama mendidik anggota keluarga.
Itu sebabnya, tema sentral HKBP yang menetapkan tahun 2016 ini sebagai tahun keluarga, secara khusus menitik-beratkan pada tugas-tugas kaum bapak secara menyeluruh dalam membina keluarganya.
"Jadi, peran kaum bapak itu totalitas. Tidak cukup diserahkan hanya kepada kaum ibu untuk mendidik anak di rumah. Tapi, kaum bapak adalah tokoh sentral utama untuk membangun karakter keluarga. Karakter keluarga yang terbangun akan menjadi faktor pembentuk karakter masyarakat,
gereja harus berperan merubah pola pikir selama ini dari hanya sekedar memikirkan apa yang dilakukan dalam pembangunan phisik dan diakonia dipahami hanya sekedar peleyanan pusat, dan di tingkat jemaat hanya urusan sosial belas kasih seperti menjeguk orang yang sakit dan membantu orang yang kemalangan seperti mengadakan pastoral bagi keluarga orang meninggal baik anak atau orangtuanya.
Lebih dari itu, gereja juga perlu dipusatkan pada perhatian upaya dan mendoakan kesejahteraan jemaat, masyarakat, keluarga dan bangsa. Tugas gereja tidak hanya untuk dirinya yaitu kesejahteraan gereja, melainkan secara inklusif, missioner dan diakonis membutuhkan pelayanan yang mensejahterakan masyarakat dan bangsa karena adanya keluarga dalam gereja berada. Dengan demikian masing-masing jemaat perlu memikirkan program apa yang dapat dilakukan mengubah nasib orang miskin, orang yang papah, orang yang bodoh, baik yang ada baik di jemaat lokal sendiri, maupun bagi masyarakat sendiri.
Pola ini sebenarnya bukan barang baru, sebab gereja di era missioner sudah membuktikan bahwa dalam keluarga butuh gereja harus mampu dalam pengembangan ekonomi jemaat serta bersahabat bagi masyarakat secara konstekstual. Ide semacam itu perlu dikaji ulang, tentu sesuai dengan kebutuhan konteks sosial Karena gereja itu berada. Sehingga perlu dipikirkan dan didiskusikan jenis kegiatan apa yang secara monumental dapat diupayakan sehingga cita cita untuk sejahtera jemaat sejahtera gereja, sejahtra masyarakat sejahtera gereja, sejahtera masyarakat sejahtera bangsa, sejahtera bangsaku sejahtera gerejaku dapat dirasakan bersama, tutur Nelson yang juga seorang pendeta visioner dan selalu membuahkan ide ide yang menarik sepanjang hidupnya untuk mensejahterakan jemaat melalui pendampingan dan pemberdayaan dalam setiap sisi kehidupan umat kepunyaan Tuhan yang dipercayakan kepadanya. (William Hutabarat/Salomo Simorangkir)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar