Sabtu, 18 Juni 2016

Lurah Sei Putih Tengah Kambing Hitamkan BPS

*BLSM, BSM, PKH, KIS Tidak Tepat Sasaran                                                                            *Warga Jln Kuali  Minta Pemko Medan Copot Kepling HP 



Medan, MK
 Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K), peluncuran Kartu Perlindungan Sosial (KPS) bertujuan untuk memperbaiki sasaran penerima program perlindungan sosial. Kartu ini merupakan penanda masyarakat miskin dan dapat digunakan untuk mendapatkan program-program perlindungan sosial baik yang sudah berjalan, seperti raskin ataupun program lainnya seperti BLSM, Bantuan Siswa Miskin (BSM), ataupun Program Keluarga Harapan (PKH), Kartu Indonesia Sehat (KIS)
Hal ini disampaikan  salah seorang warga  Nita Br Hutagalung Jln Kuali Kecamatan  Sei Putih Tengah Medan kepada Media ini  di Jln Danau Poso Medan Kamis, (18/6)  “KPS merupakan sebuah upaya perbaikan terhadap mekanisme sasaran yang menggunakan basis data terpadu. Dengan sasaran yang tunggal seperti ini, setiap program perlindungan sosial yang dilaksanakan oleh Pemerintah dapat lebih tepat sasaran, ternyata Kepling  Hisar Pardede kami duga  memberikan  kepada warga yang kaya ” tutur Nita didampingi warga lainnya.
KPS seharusnya  didistribusikan ke seluruh wilayah Indonesia rakyat miskin mirisnya ,  tak mendapat bantuan Raskin, KIS, dan BLT  pasangan suami isteri cacat Albin Panjaitan/ Br Tumanggor demikian juga Keluarga N Silaban/ Br Hasibuan,  Janda Susan Br Hutauruk, Pastria Br Tambunan (Janda) 61 Tahun, Ny Saut Panjaitan Mestika Dewi  Br Sinaga Sinaga , Delisma Br Nababan, Novianti Br Hutabarat, Rostiana Br Tambunan, Ruskania Br Simatupang, Lamria Br Manurung semua waga Jln Kuali  yakni  ternyata banyak disalah gunakan oknum Kepala Lingkungan Jl Kuali  Kecamatan Sei Putih Tengah lebih kurang sebanyak 40 warga miskin bekerja sebagai pemulung (botot)  yang sebelumnya telah mendapat BLSM, Bantuan Siswa Miskin (BSM), ataupun Program Keluarga Harapan (PKH), Kartu Indonesia Sehat (KIS)  Medan.
Sementara  tutur Nita pihak BPS Juni 2015 lalu  telah melakukan survey kepada kami bahwa tim survey BPS mencatat ada data lama kami akan tetap dikeluarkan, namun tahun ini sama sekali tak lagi mendapat apa-apa menimbulkan tanda tanya dan kecurigaan warga, kok orang kaya jadi sasaran? heran ya? papar Br Hutagalung didampingi Ny Posman Hutabarat Br Simatupang  usai menyerahkan bantuan kepada Erdina Br Hutabarat karena sakit yang dideritanya.

Dilanjutkan Nita Br Hutagalung naifnya orang kaya penerima mendapat BLSM, Bantuan Siswa Miskin (BSM), ataupun Program Keluarga Harapan (PKH), Kartu Indonesia Sehat (KIS) terkesan dialihkan kepada  Keluarga kaya Tambunan/ Anna Br Pardede coba bayangkan adalah kerjanya bagus lho, Tambunan itu sedangkan isteinya pengusaha Ulos, punya mobil dua dan punya rumah sendiri juga punya rumah untuk disewa-sewa kepada orang lagi ucapnya

Selain itu ada pula diduga rentenir atau menjalankan uang banyak, punya harta banyak keluarga Simanjuntak \Br Manullang, Pardede/Br Sinaga, bahkan ada yang kaya  lajang tua Hide Sitompul, Simamora/Br Sinaga punya kerjaan bagus harta banyak , N Sinaga/Br Siahaan, J Simamora/Br Sr Sitinjak, dan lainnya tak bisa saya sebutkan satu persatu, urai Nita Hutagalung lirih.
Sedihnya lagi kurasa dalam laporan kami bahwa  saya, Karmen Nainggolan suami  dan anak ada tercatat mendapat KIS namun herannya  nama saya sebagai isteri taka da terdaftar mendapat KIS, begitu juga tak menerima Raskin dan  BLSM, Bantuan Siswa Miskin (BSM), ataupun Program Keluarga Harapan (PKH) lagi.

Sekedar untuk diketahui Lurah Sei Putih Tengah James Simanjuntak sanggup dan tega mengkambing hitamkan pihak BPS yang bertanggungjawab  hal ini disampaikan di salah satu media di kota Medan (Sumut Pos) 17 Juni 2016 yang tidak mendata warga 40 keluarga adalah tidak masuk akal dan tidak berdasar sama sekali sebab BPS ada melakukan survey ada menjumpai kami warga dan pernyataan Lurah terkesan buang badan dan membela diri maka kami menduga ada permainan Kepling dan Lurah dalam waktu dekat kami akan ke kantor BPS tuturnya
 
Ditambahkan Nita bahwa sebelumnya orang tua Hisar Pardede dicopot sebagai Kepling adalah karena terlapor di Polsek Medan Baru karena hendak memaksa warga meminta dana pembuatan KTP dan Kartu Keluarga mencapai  Rp jutaan sehingga Camat menggantikan ayahnya, sekarang terbongkar lagi kami warga miskin dianiaya sang kepling yang terkesan ada kepentingan dan tak jujur,  otoriter, penuh KKN, tuturnya (Citra)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar